I'm finally waking up, a twist in my story
It's time I open up, and let your love right through me.
That's what you get
When you see your life in someone else's eyes

Kasihani anak-anak Indonesia

Sore ini gw lagi nonton sebuah acara kontes nyanyi anak-anak. Sebenernya klo dibilang ngikutin, enggak juga sih, tapi kebetulan minggu kemaren gw juga nonton, pas tahap audisi. Dari situ muncul pikiran dalam diri gw, ini anak ikut karena disuruh orang tuanya apa emang dia mau ya.

Hmm, kalau disuruh sama orang tua, kasian juga, lagian tuh orang tua ngapain nyuruh anaknya ikut acara kontes kayak gituan, biar jadi artis? biar bisa cari duit? Emangnya mereka gak bisa cari duit, sampe minta tolong anaknya cari duit. Atau buat masa depan anaknya, supaya hidup mereka enak kayak artis-artis sekarang. Terus kalau semua anak dididik jadi artis, tar yang jadi ilmuwan, arsitek, PNS, guru, pilot dan lain-lain tuh siapa ya. Well gw sih setuju aja kalau emang mau jadi artis, tapi nanti lah kalau udah lulus kuliah atau minimal SMA. Soalnya emang gw akuin kualitas artis kita kayaknya tuh jelek banget dah. Ya iyalah, gak punya bakat, gak belajar di bidang seni, asal modal muka, bisa maen film.

Back to topic, nah kalau seandainya merek ikut karena keinginan mereka sendiri, berarti hebat juga ya. Bayangin aja, kecil-kecil gitu udah berani ikut kontes, udah mikirin mau kerja jadi artis. Sedangkan gw, waktu kecil yang gw pikirin cuman gimana ulangan nilainya bagus, gimana nanti sore mau maen apa, terus bantu nyokap biar dapet duit tambahan. Tapi yang gw bingung, darimana mereka dapet pikiran yang begitu "dewasa" itu? Dari TV kah, pergaulan kah, atau dari kembali ke orang tuanya lagi. Well still i can't jugde it, whether its right or not.

Terus kenapa anak-anak Indonesia perlu dikasihani? Well kita udah seringkali liat di TV kondisi anak-anak Indonesia dan bahaya yang mengancam mereka. Pertama, kekerasan terhadap anak-anak, digebukin lah, dipukulin gak dikasih makan, dan lain-lain. Kedua, gizi kurang mengancam balita dari keluarga menengah ke bawah. Ketiga, biaya pendidikan yang semakin ke depan semakin mahal, dulu gw kuliah per semesternya 750 ribu dan jeda 2 tahun di kampus yang sama, adik gw kuliah dengan bayaran 1,5 juta. Keempat, pelecehan, pelacuran dan penjualan terhadap anak-anak, dan ini tidak hanya mengancam anak perempuan saja, melainkan anak laki-laki juga. Udah empat doank?? Hmm sebenernya banyak banget, seperti ancaman pornografi, pornoaksi, kerusakan ekologis juga bisa berdampak bagi anak-anak di masa depan loh.

Nah, dari sekian banyak ancaman tersebut, ada anak-anak yang terselamatkan atau terhindari darinya. Tapi sayangnya mereka harus kehilangan kehidupan masa kecilnya, digantikan dengan ikut kontes untuk kemudian jadi artis dan bisa kerja mencari duit. Sekolah, teman-teman bahkan kegiatan pramuka, ditinggalkan demi kemenangan di kontes tersebut. Kalau mereka menang, mungkin worth to do, tapi kalau kalah. Belum dampak psikologi, which is i cannot explain it, because im not a physician.

Polisi yang aneh...

Tadi pagi liat berita di liputan 6 SCTV. Beritanya polisi melakukan razia preman dan pungli di sejumlah tempat. Dalam berita tersebut diperlihatkan bapak-bapak polisi sedang menangkap preman-preman di stasiun dan pasar juga preman yang melakukan pungutan liar terhadap truk-truk pengangkut barang di jalan.

Nah, anehnya, kalau di deket kampus gw tuh yang sering melakukan pungutan liar kepada supir truk atau mobil box adalah polisi atau petugas DLLAJ itu sendiri. Kenapa mereka gak ditangkep juga ya? Padahal gw juga dah sering liat berita atau acara di TV yang meliput soal ini.

Sebenernya razia yang dilakukan polisi tersebut gak salah, bener malah dan gw mendukung banget. Soalnya keberadaan preman-preman tersebut sudah meresahkan, bikin kita takut pergi ke terminal, stasiun atau pasar. Tapi saran gw, lakukan juga perbaikan di dalam pak. Jangan sampai nanti ada preman yang protes ke polisi waktu mereka ditangkap, "loh itu kok polisi dan petugas DLLAJ yang melakukan pungli gak ditangkep".

Paperoni masuk koran tempo

Kaget juga pas temen gw sms kemaren, tepatnya sabtu tanggal 8 November 2008. Dia bilang gw mejeng di koran tempo. Gw pikir ah ni anak pasti becanda, tapi apa jangan-jangan waktu di jobsDB ada wartawan yang diem-diem moto gw. Pas gw cek ternyata, yang masuk koran tempo adalah genk paperoni, dimana salah satunya ada gw di foto itu.

FYI, paperoni tuh kumpulan anak-anak yang gak punya kerjaan, jadinya suka gunting-gunting kertas gitu deh. Hahahaha, singkatnya penggemar papercraft. Kalau mau tahu lebih soal papercraft, bulan Oktober lalu gw post soal papercraft.














gambar besarnya disini
http://i22.photobucket.com/albums/b302/kentutmania/Graphic1.jpg

JOBSDB expo Jumat di Balai Kartini

Ternyata benar apa yang diberitakan di koran atau di televisi, jumlah pengangguran di Indonesia sangat lah banyak. Kemarin aja, gw cukup amazed, stressed and relaxed, why? Amazed dikarenakan banyaknya jumlah pengangguran yang dateng ke balai kartini, padahal masih hari pertama dan hanya untuk 2 jam (jam 12.00-14.00). Stressed karena dengan banyaknya yang dateng, berarti banyak juga saingan gw dalam memperoleh kerjaan. Dan relaxed karena gw tahu ternyata bukan gw doank yang merasa nyari kerja tuh susah.

Eniwei, overall menurut gw acara job expo ini bagus banget. Selain tujuan acaranya, yakni mengurangi jumlah pengangguran dan membantu orang mencari pekerjaan, bagaimana panitia mengemas acara dan kemudahan teknologi yang diaplikasian untuk meng-apply pekerjaan membuat para pencari kerja puas. Jadi para pencari kerja tidak perlu bawa CV banyak-banyak untuk tiap perusahaan, cukup flashdisk yang berisi CV, untuk kemudian di copy ke komputer pusat. Abis itu masing-masing orang dikasih barecode, yang fungsinya sebagai identitas pengenal kalau dia mau meng-apply pekerjaan, jadi cukup di scan aja barecodenya.

Cukup banyak sih perusahaan yang gw apply kemarin, ya sekedar coba-coba, toh gak ada ruginya. Semoga aja ada yang kecantol satu, mayan daripada jadi pengangguran foya-foya mulu.

Mengenai Saya

Foto saya
not a person you would like to know

friend